Sebuah keprihatinan yang belakangan tahun ini menimpa dunia musik dalam negeri kita. Merebaknya alunan lagu dari berbagai kelompok musik yang menghasilkan hasil karya yang rata-rata serupa. Karya hanya berupa percintaan, perselingkuhan, dan patah hati. Selain hanya bermodalkan tersebut mereka juga hanya mengandalkan keahlian dalam bermusik yang pas-pas_an pula dan harmoni musik yang minor. Ditambah lagi dengan hanya bermodalkan satu lagu mereka bisa terkenal dan untuk single selanjutnya mereka tenggelam entah kemana dan kapan lagi mengeluarkan album pun tak tau.
Dengan bermodalkan paras tampan yang tak seberapa mereka mengguncang ranah musik kita. Senyum manis dengan musik “lipsing” yang hanya mengoar-ngoar tanpa mengeluarkan sedikit pun suara di depan layar kaca. Televisi pun mengambil andil besar dalam hal ini dijumpai dengan menjamurnya acara-acara musik “lipsing” dilayar kaca. Mereka tampil hanya dengan perform gitar, bass, drum, keyboard yang hanya rekaman semata. Sudah tau rekaman belaga ber_skill pula penampilannya contohnya gitaris wa*I, gitaris kang**, bassist Ly*a. Selain personil, vokalis juga hanya menggoyang-goyangkan mulut tanpa mengeluarkan suara dan sesekali hanya layaknya karoke. Contohnya “the feces boy” i*n kase*a dan andi*a kang*n.
Bahkan sekarang ini semakin parah ada segelintir grup musik yang hanya menampilkan wajah bodoh mereka hanya untuk bisa terkenal. Contohnya kub**an band dan anc*r band. Dengan hasil karya yang negatif mereka berpenampilan sembrono yang tak mencerminkan kesopanan lagi. Ditambah lagi dengan kemapuan yang sebenarnya yang samapai sekarang pemirsa tidak tau.
Bagaimana musik kita bisa maju untuk merambah dan di apresiasi dunia kalau kualitas musik kita aja seperti itu. Ini baru keluar album di Malaysia, Singapore, dan Brunei aja dikatakan “Go Internasional”. Menurut saya itu bukan Go Internsional Karena mereka sama seperti kita rumpun melayu yang memiliki selera yang relatif sama. Yang dikatakan Go Internasional itu adalah bila kita bisa diterima di berbagai rumpun.
Bagaimana nasib para musisi kita yang diakui di internasional tetapi di dalam negeri mereka kurang mendapat apresiasi. White Shoes And The Couple Company contohnya. Anak anak alumni IKJ ini mendapat apresiasi yang luar biasa di luar negeri. Mereka merupakan musisi Indonesia pertama yang dikontrak 3 label rekaman sekaligus di Amerika Serikat dan mendapat rekor MURI. Selain itu ada lagi seperti Goodnight Electric dan Mocca, kehadiran mereka sangat dinanti-nanti di Jepang. Selain itu ada musisi aliran Rock Metal yakni grup musik Burgerkill yang berhasil melangsungkan konser tur Australia yang digelar lebih dari 5 kota termasuk Sydney. Ada lagi grup musik Rock n Roll yakni The S.I.G.I.T yang berhasil masuk chart musik di Australia. Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang tidak bisa di ulas secara mendetail.
Kalau begini terus kita hanya menunggu cemoohan dari bangsa asing mengenai musik. Ayolah kita rubah semua ini terutam kepada para Label rekaman dimohonkan agar tidak hanya memikirkan market tetapi juga kualitas dari musik itu sendiri agar musik kita ini tidak berjalan ditempat untuk kedepannya. Maju terus musik Indonesia dan jauhi narkoba.