Senin, 31 Januari 2011

sadar dong pak...

“ ini tahun keenam atau tahun ketujuh gaji presiden belum naik, betul…..,”

Inilah cuplikan komentar pemimpin negara yang dipilih melalui sistem demokrasi. Komentar ini disampaikan oleh “raja curhat” ini pada rapat pimpinan TNI & POLRI. Walaupun mempunyai gaji yang tidak dapat dikatakan rendah. Menurut data yang dilansir The Economist (Juli 2010) gaji presiden kita sebesar US$ 124.171 atau setara dengan 1,12M (28 kali pendapatan perkapita RI). Fantastis bukan !.
Keluhan seorang negarawan ini sangat konyol karena ditengah kondisi masyarakat yang sulit akan mahalnya kebutuhan pokok sehari-hari yang mungkin salah satu penyebabnya adalah ketidakmampuan pemerintah untuk mengontrol stabilitas harga pasar.
Selain itu, masih banyak lagi masalah yang tak kunjung selesai yang melanda negeri ini seperti masalah bencana alam, kecelakaan transportasi, sistem alutsista militer dan yang terpenting masalah sistem demokrasi yang berujung pada tindakan korupsi.
Gaji presiden saat ini memang masih kalah dari gaji gubernur BI (265jt/bulan), gaji direktur bank BRI (167jt/bln), ataupun gaji direktur utama Telkom (118jt/bln). Tetapi gaji presiden saat ini yakni 62 jt/bln ini merupakan gaji bersih karena ini diluar dari tunjangan yang diterima oleh seorang presiden setiap bulannya diantaranya biaya hidup (konsumsi), busana, protokoler, dan kesehatan. Sedangkan pejabat tinggi BUMN lainnya mungkin harus mengeluarkan salah satu dari itu setiap bulannya. Ironis memang negeri ini.
Seorang presiden curhat sedangkan kerjanya belum tentu becus dan masih banyak yang harus dibenahi. Yang paling konyolnya, belum seminggu pemberitaan mengenai keluhan presiden mengenai gajinya, Menkeu langsung “mengamininnya” dengan mengajukan program kenaikan gaji para pejabat negara yang tentunya melalui persetujuan DPR terlebih dahulu. Kira-kira berjumlah 8000 pejabat tinggi negara yang bakal naik gajinya. Cepet bener doa sih beye ini yah. Apakah ini merupakan sindiran bagi ………..
Ironi semacam ini tentu akan menjadi santapan kita sehari hari sampai para petinggi di negeri ini berganti. Atau lebih sadis nya lagi kita bisa menghilangkan ini semua apabila ada seorang yang mampu memotong generasi rezim penguasa ini dengan berani. Mungkin tidak aka nada yang berani. Maklumlah masih banyak penjilat yang berlindung dibelakang bau nya rezim si kerbo ini.
Tolonglah pak berhenti berkeluh kesah dan bekerja dengan ikhlas….,!!

Rabu, 26 Januari 2011

HOPE

Inilah tulisan pertamaku di tahun yang penuh harapan ini. Harapan yang semoga sesuai harapan. Harapan untuk negeri yang sangat dicintai ini. Ditengah carut marutnya keadaan di negeri ini, kita harus tetap optimis. Optimis yang tidak kita raih di tahun-tahun sebelumnya. Optimisme yang dilukai dengan ketidakjelasan sistem yang berjalan. Optimisme yang hilang karena kemunafikan para penguasa di negeri ini.




Flashback kebelakang, dimana keadaan negeri ini yang disuguhi oleh berbagai bencana, politik gelap,dan ditutup oleh harapan menuai mimpi prestasi olahraga. Para elit senayan yang kerjanya hanya berkoar-koar tanpa solusi ditengah kehidupan yang susah karena kondisi alam yang tidak dapat diprediksi. Ditambah dengan pelaksana pemerintahan yang hanya menyediakan janji yang tidak pasti yang berujung pada kebohongan. Sampai kapan negeri ini harus begini. Apakah kita adalah saksi dari hancurnya negeri ini seperti yang terjadi pada uni soviet pada awal 90an.

Semua pasti tidak ingin negeri yang indah ini hancur begitu saja. Negeri yang memiliki sejuta tawa, keramahtamahan, keindahan budaya, dan kekayaan alam yang berlimpah ruah. Oleh karena itu mari kiita mulai tahun ini dengan optimisme. Optimisme yang dimulai dari hal kecil, yakni diri kita sendiri. Diri dimana nyawa itu hidup. Tak peduli apa yang dikatakan dan dilakukan orang mari kita berjuang untuk hidup kita yang lebih cerah dimasa depan. Dengan harapan semoga negeri yang kita cintai ini kelak akan tentram dan sejahtera.